APRESIASI SENI RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT

APRESIASI SENI RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT 

1.  Proses Pengamatan Karya seni rupa adalah karya yang cukup tua usianya,  terbukti dengan adanya peninggalan-  peninggalan karya-karya yang indah di zaman nenek moyang Tidak sedikit pula ditemukan benda-  benda pakai yang digunakan untuk peralatan kehidupan masyarakat sehari-hari.  Dari berbagai karya peninggalan tersebut diciptakan dengan kreasi yang cukup tinggi,  antara lain sebagai berikut.

APRESIASI SENI RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT

a.  Peralatan dari batu yaitu alat tajam untuk berburu. 
b.  Dalam bentuk gambar atau lukisan di dinding goa. 
c.  Peralatan dari tulang atau tanduk sebagai alat berburu. 
d.  Alat untuk mempertahankan diri dari bin atau serangan dari kelompok lain,  seperti senjata tombak,  tameng,  dan keris.


Benda-benda tersebut dengan berbagai macam pertimbangan atau konsep yang disesuaikan dengan fungsinya,  antara lain sebagai alat untuk mempertahankan hidup,  sebagai benda sakral,  atau benda-benda praktis. 


  Karya seni diciptakan tidak hanya untuk kebutuhan lahir saja,  tetapi juga digunakan untuk kepentingan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaan.  Sejak zaman purba penganut kepercayaan animisme atau suatu kepercayaan bahwa setiap benda seperti batu,  gunung,  dan laut mempunyai kekuatan gaib,  serta penganut kepercayaan dinamisme yaitu percaya kepada roh nenek moyang yang meninggal dan mempunyai kekuatan yang masih berpengaruh pada yang masih hidup.


Sebagai medianya dengan patung arwah yang terbuat dari batu atau kayu.  Mereka juga percaya bahwa arwah juga bertempat tinggal seperti di laut,  gunung,  dan tempat-tempat tertentu. 

Berkaitan dengan kepercayaan tersebut dibuat ragam hias dengan lambang-lambang arwah seperti yang terdapat pada sejumlah ukiran yang terpasang di rumah-rumah adat atau hiasan pada kain,  juga bangunan suci sebagai tempat pemujaan suatu tempat ibadah kuil,  pura,  candi,  gereja,  dan masjid.


Sejak zaman prasejarah hingga kini karya seni rupa terapan banyak dipakai sebagai media sakral,  sarana upacara,  dan berfungsi sebagai media pemujaan maupun sebagai tempat ibadah.  


Media sakral dalam penciptaannya serba terikat oleh ketentuan-ketentuan spiritual dari kepercayaan atau agama tersebut,  oleh karena itu konsep rancangan sebuah bangunan seperti kuil,  pura,  candi,  gereja,  dan masjid berbeda dengan rancangan bangunan tempat tinggal,  pasar,  kantor,  dan sebagainya. 


2.  Konsep Karya untuk Membuat Benda-Benda Praktis
Benda-benda praktis adalah benda pakai untuk keperluan sehari-hari.  Rancangannya semata-  mata mempertimbangkan kepentingan praktis sebagai sarana untuk mendukung kelangsungan hidup.  Contoh: 


a.  Gerabah untuk tempat air atau untuk memasak. 
b.  Senjata untuk peralatan berburu.
c.  Kursi sebagai tempat duduk.

Konsep perancangannya yang menjadi pertimbangan utamanya adalah nilai kegunaannya atau fungsinya


Ada berbagai teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan dengan bahan dan alat yang unakan antara lain cor,  mengukir,  membatik,  menganyam,  menenun,  dan membentuk 

Teknik - teknik 

a.  Teknik cor

Pada waktu kebudayaan perunggu masuk ke Indonesia dikenal dengan teknologi pengolahan perunggu,  seperti gendang perunggu,  kapak,  bejana,  dan perhiasan.  Teknik cetaknya ada dua macam,  yaitu sebagai berikut.
1)  Teknik tuang berulang(bivalve)  medianya batu. 
2)  Teknik tuang sekali pakai(a cire perdue)  medianya tanah liat. 

b.  Teknik ukir mengukir 
Melakukan sesuatu dengan menggores,  memahat,  atau menoreh pada permukaan benda yang diukir.  Ditinjau dari jenisnya ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus,  ukiran rendah,  dan ukiran tinggi.  Motif pola ukiran juga beragam dan tidak hanya memiliki pola geometris saja.  Ada juga pola flora dan fauna,  manusia,  dan kala.  Motif atau pola ukir memiliki perkembangan yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia,  sehingga muncul ciri khas daerah tersebut.


  Fungsi seni ukir antara lain sebagai berikut.

1)  Fungsi hias hanya sebagai hiasan tidak mengandung makna.

2)  Fungsi magis merupakan simbol-simbol berkaitan dengan kepercayaan untuk kepentingan spiri-  tual.

3 Fungsi simbolik selain sebagai hiasan juga merupakan simbol yang berhubungan dengan spiri-  tual,  dalam penempatan tidak di sembarang tempat.

4)  Fungsi konstruksi selain untuk menghias juga digunakan sebagai pendukung memperkukuh atau suatu bangunan.

5 Fungsi ekonomis yang menambah nilai jual lebih tinggi.  Indonesia banyak menghasilkan benda-benda kayu seperti di dan Jepara,  Bali,  Papua,  Kalimantan.  Selain ukir diterapkan pada batu,  tulang,  gading,  dan tanduk Untuk kulit dilakukan dengan teknik tatah


c.  Teknik membatik
  Batik adalah karya seni rupa yang berupa gambar pada kain,  dengan menerakan malam dan diproses dengan cara tertentu,  pewarnaan,  sampai nglorod atau menghilangkan malam.  


Alat dan bahan yang digunakan untuk membatik antara lain sebagai berikut. 
1)  Kain yang diberi motif atau gambar jenis kain atau bahan tersebut antara lain primissima,  prima,  blaco,  dan baju kaus
2)  Malam sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang masuknya warna ke dalam serat kain.